JAKARTA – Produksi industri alat pertanian lokal masih sekitar 30 persen. Sementara, sisanya masih di impor dari luar negeri. Maka industri dalam negeri punya kesempatan besar untuk mengisi kekurangan alat pertanian yang begitu besar itu.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan EleJktronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Hasbi Assidik Syamsuddin, Kamis (25/8/2016)
Hasbi mengatakan, dengan luas areal pertanian Indonesia mencapai 1,922.570 km persegi mestinya ini potensi besar yang bisa dimanfaatkan industri alat pertanian. Menurutnya, harus ada upaya kerjsama dari Asosiasi Mesin dan Alat Pertanian (Alsintani) dengan pihak terkait di kementerian untuk meningkakan teknologinya.
Apalagi, lanjutnya, hasil produksi alat dan mesin pertanian lokal lebih kuat basisnya untuk aktifitas penanaman awal hingga akhir produksi dalam bercocok tanam sekaligus meningkatkan
kekuatan pangan nasional.
“Potensi hasil produksi alat mesin pertanian kita sudah bagus dan mampu. Tak kalah dari produk impor. Hanya saja, harus ada kesadaran para pelaku di industri ini untuk lebih peduli dan sadar menggunakan produk dalam negeri (P3DN),” ungkap Hasbi di sela Pembukaan pameran Inapalm Asia, Inagrintech, Inagrinchem dan Inaforestech 2016, di Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kamis (25/8).
Hasil produksi alat dan mesin pertanian dengan pencapaian tingkat kandungan lokal (TKDN) sekitar 40 persen-86 persen, mestinya tidak ada alasan lagi bagi pemangku kepentingan untuk tidak menggunakan alat ini dalam menggenjot produksi. Contohnya traktor tangan sudah mencapai TKDN hingga 80 persen dan juga sudah di ekspor ke pelbagai negara.
Kemenperin sendiri terus menggodok dan meluncurkan kebijakan dalam menggenjot
pengunaan produk lokal dengan cara terus bekerjasama dengan instansi terkait untuk
meningkatkan teknologinya.
“Kita juga akan mendukung pembelian dari pemerintah pusat dan daerah untuk Alsintani ini terus ditingkatkan. Di sisi lain, peran pameran alsintani diharapkan akan
semakin menggenjot pertumbuhan industri ini dan terus maju menembus pasar global,” tutur Hasbi.
Dia sangat mengapresiasi inisiatif dari pengelola pameran PT Global Expo Management (GEM), yang mengelar pameran berskala internasional ini. Dengan begitu, produk alsintansi
lokal akan semakin dikenal di pasar global.
Direktur GEM,Baki Lee, pada kesempatan yang sama menyatakan, pameran ini diharapkan akan semakin memperkuatt daya kelola sektor pertanian dalam menggenjot produksi pangan nasional. “Dengan luas areal pertanian Indonesia mencapai 1,922.570 km persegi, tentunya akan membuka peluang pengembangan alsintani,” kata Baki.
Indonesia, menurut Baki, sejatinya malah memiliki potensi sangat besar ketimbang Thailand, Vietnam, Philipina maupun Negara-negara Eropa. Hanya saja, Indonesia masih kalah dalam bidang teknologi pengembangan industri pertaniannya.
“Pameran ini akan semakin membuka mata dan peluang terjadinya pembelian ataupun transfer alsintani dengan Negara lain,” harapnya.
source: http://poskotanews.com